Konsili Nikea I | |
---|---|
Waktu | 20 Mei - 19 Juni 325 |
Diakui oleh | |
Konsili berikutnya | Konsili Konstantinopel I |
Penyelenggara | Kaisar Konstantinus Agung |
Pemimpin | Hosius Uskup Korduba, (dan Kaisar Konstantinus Agung)[1] |
Jumlah peserta | 318 orang (menurut tradisi) 250–318 orang (menurut taksiran) — hanya 5 orang dari Gereja Barat |
Pokok bahasan | Arianisme, kodrat Kristus, tanggal perayaan Paskah, penahbisan orang kasim, larangan berlutut pada hari-hari Minggu dan hari-hari dalam Masa Paskah, keabsahan pembaptisan yang dilakukan ahli bidah, orang Kristen yang murtad, dll.[2] |
Dokumen dan keputusan | Syahadat Nikea Purwa,[3] 20 kanon,[4] dan sepucuk surat konsili[2] |
Daftar kronologis Konsili Ekumene |
Bagian dari serial tentang |
Kekristenan Timur |
---|
Bagian dari seri Gereja Katolik tentang |
Konsili oikumenis |
---|
Abad Klasik (± 50 – 451) |
Abad Pertengahan Awal (431–870) |
Abad Pertengahan Madya dan Abad Pertengahan Akhir (1122–1517) |
Zaman Modern (1545–1965) |
Portal Katolik |
Konsili Nikea I adalah konsili para uskup sedunia yang diselenggarakan Kaisar Konstantinus Agung pada tahun 325 Masehi di kota Nikea (sekarang İznik), Provinsi Bitinia, Kekaisaran Romawi.
Konsili ekumene ini adalah usaha pertama untuk mencapai mufakat di dalam Gereja melalui suatu majelis permusyawaratan yang mewakili segenap Dunia Kristen. Persidangan mungkin dipimpin Hosius Uskup Korduba.[5][6]
Capaian-capaian utamanya adalah penuntasan sengketa Kristologi mengenai kodrat ilahi Allah Putra dan hubungannya dengan Allah Bapa,[3] penyusunan bagian pertama Syahadat Nikea, penyeragaman tanggal perayaan Paskah,[7] dan promulgasi hukum kanon perdana.[4][8]