Manajemen material adalah kegiatan mengelola material atau bahan untuk produksi, mulai dari awal, pemroresan, sampai akhirnya menjadi produk jadi yang siap dikirimkan kepada pelanggan. Kegiatan manajemen material mencakup tiga tahap, yaitu manajemen bahan baku dan suku cadang meliputi meliputi pembelian atau pengadaan, penerimaan, serta penyimpanan. Selanjutnya manajemen yang meliputi pengemasan, penyimpanan dalam gudang dan pengiriman barang dan yang terakhir untuk kebutuhan selama proses pengolahan, atau inventaris barang dalam proses. Inventaris barang dalam proses dalam proses biasa digunakan sebagai cadangan pengaman agar sistem produksi tidak terganggu sehingga nilainya harus cukup. Inventaris barang dalam proses yang kurang dapat menyebabkan kerusakan mesin dalam bentuk ausnya suku cadang karena tidak ada bahan yang cukup untuk melakukan proses produksi, sedangkan inventaris barang dalam proses yang berlebihan dapat menyebabkan kerugian yang mana inventaris barang dalam proses harus dihabiskan terlebih dahulu sebelum perusahaan dapat memproduksi produk baru.[1]
Material merupakan barang yang dibeli atau dibuat, yang disimpan untuk dipakai, diproses lebih lanjut atau dijual. Sementara manajemen adalah pengelolaan, proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Barangdapat berupa bahan baku, komponen, produk jadi, sub-perakitan, dan sebagainya. Item atau barang yang disimpan dalam kajian manajemen material disebut sebagai persediaan, inventaris atau pasokan.[2]
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama :0