Matilda dari Inggris | |
---|---|
Permaisuri Romawi Suci, Permaisuri Jerman, Ratu Italia | |
Tenure | 7 Januari 1114 – 23 Mei 1125 |
Lady of the English (diperdebatkan) | |
Berkuasa | 7 April 1141 – 1 November 1141 |
Pendahulu | Stephen dari Inggris (sebagai raja) |
Penerus | Stephen dari Inggris (sebagai raja) |
Pemakaman | |
Pasangan | Heinrich V, Kaisar Romawi Suci m. 1114; des. 1125 Geoffroy Plantagenêt m. 1128; des. 1151 |
Keturunan | Henry II dari Inggris Geoffroy VI d'Anjou Guillaume d'Anjou |
Wangsa | Wangsa Normandia |
Ayah | Henry I dari Inggris |
Ibu | Matilda dari Skotlandia |
Maharani Matilda (skt. 7 Februari 1102 – 10 September 1167), juga dikenal sebagai Maharani Maude, merupakan seorang penggugat takhta Inggris selama perang sipil yang dikenal sebagai The Anarchy. Putri Raja Henry I dari Inggris, dia pindah ke Jerman saat masih bocah ketika dia menikah dengan masa depan Heinrich V, Kaisar Romawi Suci. Dia bepergian dengan suaminya ke Italia pada tahun 1116, secara kontroversial dinobatkan di Basilika St. Petrus, dan bertindak sebagai Wali penguasa kekaisaran di Italia. Matilda dan Henry tidak memiliki keturunan, dan ketika Henry mangkat pada tahun 1125, mahkota itu digugat oleh Lothair II, salah satu musuh politiknya.
Sementara itu, adik laki-laki Matilda, William Adelin, tewas di musibah Kapal Putih pada tahun 1120, meninggalkan Inggris menghadapi krisis suksesi potensial. Pada kematian Kaisar Henry V, Matilda dipanggil kembali ke Normandia oleh ayahandanya, yang mengatur agar dia menikah dengan Geoffroy Plantagenêt yang beraliansi untuk melindungi perbatasan selatannya. Henry I tidak memiliki keturunan yang sah lebih lanjut dan mencalonkan Matilda sebagai pewarisnya, membuat istananya bersumpah setia kepadanya dan para pewarisnya, tetapi keputusan itu tidak populer di istana Anglo-Norman. Henry mangkat pada tahun 1135 namun Matilda dan Geoffrey menghadapi pertentangan dari para baron Norman dan tidak dapat mengejar gugatan mereka. Takhta itu malah diambil oleh sepupu Matilda, Stephen dari Inggris, yeng mendapat dukungan Gereja Inggris. Stephen mengambil langkah-langkah untuk memperkuat rezim barunya, tetapi menghadapi ancaman baik dari negara tetangga maupun dari musuh dalam kerajaannya.
Pada tahun 1139 Matilda menyeberang ke Inggris untuk mengambil kerajaan dengan paksa, didukung oleh saudara tirinya, Robert dari Gloucester, dan pamandanya, Raja David I dari Skotlandia, sementara Geoffrey fokus pada menaklukkan Normandia. Pasukan Matilda menangkap Stephen di Pertempuran Lincoln pada tahun 1141, tetapi upaya permaisuri untuk dimahkotai di Westminster runtuh dalam menghadapi tentangan sengit dari kerumunan rakyat London. Sebagai hasil dari retret ini, Matilda tidak pernah secara resmi dinyatakan sebagaio Ratu Inggris, dan malah diberi gelar Lady of the English. Robert ditangkap disusul Rout of Winchester pada tahun 1141, dan Matilda setuju untuk menukarnya dengan Stephen. Matilda terperangkap di Puri Oxford oleh pasukan Stephen musim dingin itu, dan dipaksa melarikan diri melintasi The Isis yang beku di malam hari untuk menghindari penangkapan. Perang itu merosot menjadi jalan buntu, dengan Matilda menguasai sebagian besar barat daya Inggris, dan Stephen di tenggara dan Midlands. Sebagian besar negara lain berada di tangan para baron setempat dan independen.
Matilda kembali ke Normandia, sekarang di tangan suaminya, pada tahun 1148, meninggalkan putra tertuanya untuk melanjutkan kampanye di Inggris; ia akhirnya berhasil naik takhta sebagai Henry II pada tahun 1154. Dia menetap di istananya di dekat Rouen dan selama sisa hidupnya mengkhawatirkan dirinya dengan administrasi Normandia, bertindak atas nama Henry ketika diperlukan. Khususnya pada tahun-tahun awal pemerintahan putranya, dia memberikan nasihat politik dan berusaha untuk menengahi selama Kontroversi Becket. Dia bekerja secara ekstensif dengan Gereja, mendirikan biara-biara Sistersien, dan dikenal karena kesalehannya. Dia dimakamkan di bawah altar tinggi di Biara Bec setelah kematiannya pada tahun 1167.