Mazhab dan cabang Islam memiliki pemahaman yang berbeda tentang Islam. Ada banyak sekte atau denominasi, mazhab, dan teologi atau aqīdah yang berbeda satu sama lain. Bahkan di dalam kelompok Islam yang sama itu sendiri mungkin terdapat perbedaan, seperti perbedaan tarekat (tariqah) dalam tasawuf, dan dalam Islam Sunni terdapat perbedaan mazhab teologi (Ahlul Hadits, Asy'ari, Maturidi) dan fikih (Ḥanafi, Maliki, Syafi'i, Ḥanbali).[1] Kelompok dalam Islam barangkali memiliki jumlah pengikut yang banyak (cabang terbesar adalah Syiah dan Sunni), atau ukurannya yang relatif kecil (Ibadi, Zaydi, Ismaili). Perbedaan antara kelompok-kelompok tersebut mungkin tidak diketahui dengan baik oleh umat Islam di luar lingkaran ilmiah, dan mungkin telah menimbulkan spirit kekerasan berdasarkan agama atau sektarian (Barelvi, Deobandi, Salafisme, Wahhabisme).[2][3][4][5] Terdapat pula gerakan-gerakan informal yang didorong berdasarkan ideologi (seperti modernisme Islam dan Islamisme) serta kelompok terorganisir yang memiliki badan pengatur (Ahmadiyah, Ismiliyah, Nation of Islam). Beberapa sekte dan kelompok Islam menganggap kelompok lain sebagai sesat atau menuduh mereka tidak benar-benar Muslim (misalnya, Sunni sering mendiskriminasi Ahmadiyah, Alawi, Quranis, dan Syiah).[2][3][4][5] Beberapa sekte dan kelompok Islam berasal dari sejarah awal Islam antara abad ke-7 dan ke-9 Masehi (Khawarij, Sunni, Syiah), sedangkan yang lain muncul jauh lebih baru (semacam aliran neo-tradisionalisme Islam, liberalisme dan progresivisme, modernisme Islam, Salafisme dan Wahhabisme) atau bahkan di abad ke-20 (Nation of Islam). Yang lain lagi berpengaruh pada masanya tetapi tidak lagi ada di masa sekarang (Khawarij non-Ibadi, Muktazilah, Murji'ah).