Minggu atau pekan merupakan satuan waktu yang sama dengan tujuh hari. Sistem "minggu" digunakan sebagai suatu sistem jangka waktu yang baku di berbagai belahan dunia. Sistem ini terutama digunakan untuk menentukan waktu kerja dan waktu cuti (selanjutnya disebut hari kerja dan akhir pekan), serta waktu untuk beribadah atau sembahyang. Dalam bahasa Indonesia, nama-nama hari adalah Minggu, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, dan Sabtu.
Penentuan tujuh hari dalam seminggu pada masa modern dapat ditelusuri ke zaman kejayaan Babilonia. Orang-orang Babilonia menggunakan sistem 7 hari tersebut dalam penanggalan mereka, sementara beberapa kebudayaan kuno lainnya memiliki jumlah hari dalam seminggu yang berbeda-benda, seperti 10 hari di Mesir Kuno dan delapan hari bagi bangsa Etruria. Sistem 8 hari tersebut diadopsi oleh bangsa Romawi Kuno pada awalnya, tetapi mereka kemudian mengubahnya menjadi sistem 7 hari, yang kemudian menyebar ke daratan Asia Barat dan wilayah pesisir Laut Tengah bagian barat. Pada tahun 321 M, Kaisar Konstantinus Agung secara resmi mengeluarkan dekret penggunaan sistem 7 hari dalam seminggu di seluruh wilayah Kekaisaran Romawi, disamping menetapkan hari Minggu sebagai hari libur.[2][3] Sistem ini kemudian menyebar ke seluruh daratan Eropa, lalu ke seluruh dunia.
Penentuan hari pertama dan terakhir dalam seminggu sangat tergantung dengna budaya dan penetapan pemerintah setempat, meskipun hampir semua negara di seluruh dunia menentukan bahwa hari pertamanya jatuh pada hari Sabtu, Minggu, atau hari Senin. Standar ISO 8601, hampir seluruh Eropa, Tiongkok, Amerika Tengah bagian selatan, Asia Tengah, dan sebagainya mengawali pekan pada hari Senin. Sebagian besar negara di Timur Tengah mengawalinya pada hari Sabtu. Sementara Jepang, Korea Selatan, Brasil, Amerika Utara, dan negara-negara lainnya mengawali pekan pada hari Minggu.[1]
Istilah "minggu" atau "pekan" juga tidak terbatas pada satuan baku belaka, tetapi juga pada perayaan-perayaan tertentu yang berlangsung selama sekitar seminggu (kira-kira 7 hari, tidak perlu pas). Perayaan tersebut misalnya Pekan Suci dalam liturgi Katolik, Minggu Emas di Tiongkok dan Jepang, serta minggu-minggu kesadaran yang dicanangkan oleh organisasi tertentu untuk meninggkatkan kesaran masyarakat akan suatu masalah.