Negara-negara Tentara Salib

Negara-negara Tentara Salib pada tahun 1135

Negara-negara Tentara Salib, yang juga dikenal dengan sebutan Outremer, adalah empat negara Kristen Katolik di Timur Tengah yang berdiri dari tahun 1098 sampai 1291. Negara-negara feodal ini didirikan oleh para panglima bala Tentara Salib Katolik Latin pada masa Perang Salib I melalui aksi penaklukan dan intrik politik. Keempat negara tersebut adalah Kabupaten Edesa (tahun 1098–1150), Kepangeranan Antiokhia (tahun 1098–1287), Kabupaten Tripoli (tahun 1102–1289), dan Kerajaan Yerusalem (tahun 1099–1291). Kerajaan Yerusalem berdaulat atas kawasan yang kini menjadi wilayah negara Israel dan Palestina, daerah Tepi Barat, daerah Jalur Gaza, dan daerah-daerah sekitarnya. Tiga negara selebihnya berada di utara, dan berdaulat atas kawasan pesisir yang kini menjadi wilayah negara Suriah, kawasan tenggara wilayah Turki, dan wilayah negara Libanon. Sebutan "negara-negara Tentara Salib" bisa saja menimbulkan kesalahpahaman, karena dari tahun 1130 hanya segelintir dari populasi orang Peringgi yang menjadi Tentara Salib. Istilah "Outremer", yang digunakan para penulis Abad Pertengahan maupun zaman modern sebagai sinonimnya, berasal dari istilah Prancis yang berarti tanah seberang.

Pada tahun 1098, rombongan ziarah bersenjata ke Yerusalem berkirab melintasi Suriah. Tentara Salib yang bernama Balduinus, putra bungsu Bupati Boulogne, merebut tampuk pemerintahan Edesa dengan mengudeta penguasanya yang beragama Kristen Ortodoks Yunani, dan Tentara Salib yang bernama Boamundus, Pangeran Taranto, menjadi Pangeran Antiokhia sesudah kota itu berhasil direbut. Pada tahun 1099, Yerusalem berhasil direbut sesudah sebulan lebih dikepung. Konsolidasi wilayah kemudian dilakukan, antara lain dengan merebut Tripoli. Pada masa jayanya, wilayah kedaulatan negara-negara ini meliputi kawasan pesisir yang kini menjadi kawasan selatan wilayah Turki, wilayah Suriah, wilayah Libanon, serta wilayah Israel dan Palestina. Edesa direbut seorang panglima perang Turki pada tahun 1144, tetapi tiga negara selebihnya terus berdaulat sampai akhirnya ditumbangkan Kesultanan Mamluk pada abad ke-13. Antiokhia jatuh ke tangan musuh pada tahun 1268, dan Tripoli mengalami nasib yang sama pada tahun 1289. Sesudah Ako, ibu kota Kerajaan Yerusalem, jatuh ke tangan Mamluk pada tahun 1291, wilayah kedaulatan yang tersisa pun sirna dalam waktu singkat, dan warganya mengungsi ke Kerajaan Siprus (didirikan seusai Perang Salib III).

Kajian negara-negara Tentara Salib sebagai suatu bidang kajian mandiri, alih-alih sebagai cabang kajian Perang Salib, muncul pada abad ke-19 di Prancis sebagai analogi kiprah kolonial Prancis di Levans. Para sejarawan abad ke-20 menolak kajian tersebut. Menurut pandangan konsensus mereka, orang Peringgi, yakni orang-orang Eropa Barat, merupakan golongan minoritas yang tinggal di kota-kota, terisolasi dari masyarakat pribumi, dan memiliki tatanan kehakiman maupun keagamaan sendiri. Masyarakat pribumi adalah masyarakat Kristen dan Muslim penutur bahasa Arab, Yunani, dan Suryani.


Negara-negara Tentara Salib

Dodaje.pl - Ogłoszenia lokalne