Palagan Ambarawa / Serangan Semarang | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Revolusi Nasional Indonesia | |||||||||
Pasukan Britania Raya di Ambarawa membakar sebuah desa sebagai pembalasan atas penahanan kaum nasionalis Indonesia, 1945. | |||||||||
| |||||||||
Pihak terlibat | |||||||||
Indonesia |
Didukung oleh: NICA | ||||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||||
Kol. Soedirman (Pemimpin Tentara Keamanan Rakyat, Divisi V/Banyumas) Letkol. Isdiman † Letkol. Gatot Soebroto (Divisi V/Purwokerto) Letkol. M. Sarbini (Resimen Kedu Tengah) Mayor Sardjono (Batalyon VIII Divisi III/Surabaya) Mayor Soeharto (Batalyon X Divisi IX/Yogyakarta) | Brigadir R. G. Bethell | ||||||||
Pasukan | |||||||||
| |||||||||
Kekuatan | |||||||||
10,000+ (Ambarawa) | Tidak diketahui | ||||||||
Korban | |||||||||
2,000 tewas[1] (Ambarawa, termasuk warga sipil) | 100 tewas (Ambarawa) |
Serangan Semarang merupakan gabungan dari Pertempuran Ambarawa (20 Oktober--15 Desember 1945; 55 hari), Pertempuran Magelang (26 Oktober--15 Desember 1945; 49 hari)[2], Pertempuran Ungaran atau Serangan Ungaran, dan Serangan Semarang (15 Desember 1945--2 Maret 1946; 87 hari). Pertempuran besar ini terjadi antara Tentara Nasional Indonesia yang baru saja dibentuk dan Angkatan Darat Britania Raya dengan pasukan Belanda yang terjadi antara 20 Oktober 1945 dan 2 Maret 1946 di Kota Semarang, Kabupaten Semarang, dan Kabupaten Magelang di Jawa Tengah, Indonesia. Mungkin serangan Indonesia yang paling sukses dalam Revolusi Nasional Indonesia, serangan ini memperketat kontrol Britania Raya dan Belanda dari wilayah Magelang dan Semarang Raya menjadi hanya Kota Semarang. Di zaman modern, 15 Desember diperingati sebagai Hari Infanteri Nasional Indonesia.