Pasifikasi Libya | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Periode antar perang | |||||||
Pemimpin pejuang Islam, Senussi Omar Mukhtar setelah ditangkap pada tahun 1931. Mukhtar kemudian dihukum gantung | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Italia | Tarikat Senussi | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Rodolfo Graziani Pietro Badoglio | Omar Mukhtar(Syahid) | ||||||
Korban | |||||||
Lebih dari 80.000 orang Cyrenaica tewas[3] |
Pasifikasi Libya (juga dikenal dengan nama Genosida Libya[3][4][5] atau Perang Italia-Senussi Kedua)[6] adalah konflik panjang yang melibatkan militer Kerajaan Penjajah Italia melawan Pejuang Islam yang dipimpin oleh tarikat Senussi di Libya dari tahun 1923 hingga 1932.[7][8] Perjuangan Islam ini berakhir setelah pemimpin tarikat Senussi, Omar Mukhtar, ditangkap dan dihukum gantung.[9]
Upaya pasifikasi ("pendamaian") Libya mengakibatkan kematian penduduk asli Cyrenaica dalam jumlah yang besar. Sejarah mencatat bahwa seperempat penduduk Cyrenaica (yang berjumlah 225.000 pada masa itu) tewas akibat konflik ini.[3] Penjajah Italia juga melakukan kejahatan perang selama konflik ini, seperti penggunaan senjata kimia, penghukuman mati lawan yang menyerah, dan pembantaian rakyat.[2] Pemerintah Penjajah Italia juga melancarkan pembersihan etnis dengan mengusir 100.000 orang Bedouin di Cyrenaica (sekitar setengah penduduk Cyrenaica) agar wilayah mereka dapat dijadikan wilayah permukiman para penjajah Italia.[1][10]
Pada tahun 2008, pemerintah penjajah Italia dan Libya menandatangani perjanjian yang menyatakan bahwa Penjajah Italia akan mengganti rugi kerugian pada masa kolonial. Pemimpin Libya Muammar Gaddafi menghadiri upacara penandatanganan perjanjian dengan mengenakan foto Omar Mukhtar yang sedang dirantai oleh aparat sang Penjajah Italia. Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi lalu menyatakan: "dalam dokumen bersejarah ini, Penjajah Italia meminta maaf karena telah membunuh, menghancurkan dan menindas rakyat Libya pada masa penjajahan."[11]