Pemilihan umum presiden Prancis 2017 | |||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
22–23 April dan 6–7 Mei 2017 | |||||||||||||||||
Kandidat | |||||||||||||||||
| |||||||||||||||||
Peta persebaran suara
| |||||||||||||||||
|
Pemilihan umum presiden Prancis 2017 diselenggarakan pada tanggal 23 April dan 7 Mei 2017. Karena tidak ada calon yang mendapat mayoritas suara pada putaran pertama, putaran kedua diadakan antara dua calon dengan suara terbanyak, Emmanuel Macron dari En Marche! dan Marine Le Pen dari Front National (FN). Presiden petahana, François Hollande, dari Partai Sosialis (PS) boleh mencalonkan diri untuk kedua kalinya, tetapi mengumumkan pada 1 Desember 2016 bahwa ia tidak akan maju karena tingkat kepuasan masyarakat yang rendah; Hollande menjadi presiden petahana pertama Republik Kelima Prancis yang tidak maju untuk periode kedua. Ini juga merupakan pilpres Prancis pertama yang para calonnya, baik dari partai tengah-kiri maupun tengah-kanan, dipilih melalui pemilihan pendahuluan terbuka. Pemilihan presiden akan diikuti oleh pemilu legislatif anggota Majelis Nasional tanggal 11 dan 18 Juni.
François Fillon dari Les Républicains (LR), setelah memenangi pemilihan pendahuluan terbuka pertama partai tersebut, dan Marine Le Pen dari Front National memimpin jajak pendapat putaran pertama bulan November 2016 dan pertengahan Januari 2017. Selisih angkanya semakin tipis pada akhir Januari. Setelah koran satir Le Canard enchaîné mengungkapkan bahwa Fillon diduga mempekerjakan anggota keluarganya dalam jabatan fiktif sebagai asisten parlemen ("Penelopegate"), Emmanuel Macron dari En Marche! menyalip posisi Fillon pada jajak pendapat putaran pertama. Pada saat yang sama, Benoît Hamon memenangi pemilihan pendahuluan Partai Sosialis dan menempati peringkat keempat di jajak pendapat. Usai debat calon presiden, Jean-Luc Mélenchon dari la France insoumise mulai menaiki posisi jajak pendapat pada akhir Maret, menyalip Hamon dan bertengger di bawah Fillon.
Pemilihan putaran pertama diselenggarakan di bawah keadaan darurat usai serangan Paris November 2015.[2] Setelah hasil putaran pertama diumumkan, Macron dan Le Pen lolos ke pemilu 7 Mei.[3] Ini merupakan pertama kalinya seorang calon Front National melaju ke putaran kedua sejak 2002 dan pertama kalinya putaran kedua tidak melibatkan calon dari partai sayap kiri atau kanan sepanjang sejarah Republik Kelima;[4] jumlah suara gabungan para pemilih terdaftar, kurang lebih 26%, merupakan angka terendah sepanjang sejarah.[5]
Perkiraan hasil putaran kedua tanggal 7 Mei menunjukkan bahwa Macron menang telak dan Le Pen mengakui kekalahannya.[6]
Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref>
untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/>
yang berkaitan