Perang Teluk | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Perang Dingin | |||||||
Searah jarum jam dari atas: F-15E USAF, F-16, dan F-15C terbang di atas sumur minyak Kuwait yang terbakar; Pasukan Inggris dari Resimen Staffordshire dalam Operasi Granby; tampilan kamera dari Lockheed AC-130; Jalan Raya Kematian; Kendaraan Insinyur Tempur M728 | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Koalisi : Lainnnya : BelandaBelgia Selandia Baru Bahrain Pakistan Turki Yunani Uni Emirat Arab Singapura Korea Selatan Jepang Jerman Italia Honduras Maroko Norwegia Denmark Qatar Polandia Filipina Spanyol Portugal Argentina Swedia Bangladesh |
Ba'athis Irak dukungan diplomasi : Libya Sudan Korea Utara Yaman Indonesia | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
George H. W. Bush Dan Quayle Norman Schwarzkopf John W. Hendrix Robert B. Johnston James O. Ellis James Mattis Tommy Franks Saad Al-Abdullah Amir Jabir al-Ahmad Fahad Al-Ahmed † Margaret Thatcher John Major Peter de la Billière Rupert Smith François Mitterrand Michel Roquejeoffre Bernard Janvier Raja Fahd Pangeran Abdullah Khalid bin Sultan Saleh Al-Muhaya Hosni Mubarak Hussein Tantawi Sabri Abu Taleb Hafez al-Assad Mustafa Tlass Dawoud Rajiha Brian Mulroney Kenneth J. Summers |
Saddam Hussein Tariq Aziz Ali Hassan al-Majid Izzat Ibrahim al-Douri Iyad Futayyih Uday Hussein Maher Abd al-Rashid | ||||||
Kekuatan | |||||||
883,000 Pasukan (696,000 Pasukan AS) 1,820 Pesawat 3,318 Tank 8 Kapal Induk 20 Kapal Perusak 17 Kapal Selam |
538,000 Pasukan 4,000+ Tank 649 Pesawat | ||||||
Korban | |||||||
Koalisi : 392 Tewas 1,000 Terluka 31 Tank Hancur 31 APC Hancur 75 Pesawat Hancur/Jatuh Kuwait : 420 Tewas 10,000–12,000 ditangkap 175 Tank Hancur/direbut 800 APC Hancur/direbut 57 Pesawat Hancur/Jatuh |
20,000 Tewas 75,000 Terluka 100 Tank Hancur/Rusak 100 APC Rusak/Hancur 137+ Pesawat Hancur/Jatuh | ||||||
4,739 Warga Sipil Tewas |
Perang Teluk Persia atau Gulf War dengan kode nama Operasi Badai Gurun atau Operation Desert Storm disebabkan atas Invasi Irak atas Kuwait 2 Agustus 1990 dengan strategi gerak cepat yang langsung menguasai Kuwait. Emir Kuwait Syeikh Jaber Al Ahmed Al Sabah segera meninggalkan negaranya dan Kuwait dijadikan provinsi ke-19 Irak dengan nama Saddamiyat Al-Mitla` pada tanggal 28 Agustus 1990, sekalipun Kuwait membalasnya dengan serangan udara kecil terhadap posisi posisi Irak pada tanggal 3 Agustus 1991 dari pangkalan yang dirahasiakan (kemungkinan berada di Saudi Arabia).