Peternakan babi adalah usaha membudidayakan babi untuk mendapatkan dagingnya. Babi bisa diternakkan secara jelajah bebas, dipelihara di sekitar ladang, di dalam kandang tradisional, hingga di dalam peternakan pabrik. Kandang babi tradisional umumnya tinggal sedikit dan saat ini babi lebih anyak diternakkan secara intensif. Saat ini, sebagian besar peternakan babi skala besar memelihara lebih dari lima ribu ekor di dalam bangunan dan 100 juta ekor babi disembelih setiap tahunnya.[1]
Metode peternakan babi dapat bervariasi tergantung pada:
Babi merupakan salah satu hewan ternak yang paling efisien dalam mengubah pakan menjadi daging (rasio konversi pakan), yaitu antara 3,4 sampai 3,6,[2] yang berarti setiap 3,6 kg pakan diberikan, babi akan menghasilkan bagian daging yang dapat dimakan sebesar 1 kg. Dibandingkan sapi yang memiiki rasio konversi pakan yang beragam antara 5 sampai 20 tergantung ras dan metode pembudidayaannya. Namun perhitungan ini juga bergantung pada rasio daging yang dapat dimakan dari karkas hewan yang disembelih, karena hampir semua bagian tubuh babi dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Daging babi dapat dijual mentah atau diolah menjadi bacon dan ham. Organ tubuh babi dapat dicampur dengan dagingnya untuk membuat sosis. Kulit dan kaki babi dapat dibuat makanan ringan. Lemak babi dapat diolah dan dijadikan bahan pembuat kue. Kepala babi dapat diolah menjadi keju kepala (head cheese). Darahnya juga tidak jarang dikonsumsi.