Prinia | |
---|---|
Perenjak rawa, Prinia flaviventris rafflesi dari Karang Dapo, Sumatera Selatan | |
Klasifikasi ilmiah | |
Domain: | Eukaryota |
Kerajaan: | Animalia |
Filum: | Chordata |
Kelas: | Aves |
Ordo: | Passeriformes |
Famili: | Cisticolidae |
Genus: | Prinia Horsfield, 1821 |
Spesies tipe | |
Prinia familiaris Horsfield, 1821
| |
Spesies | |
Lihat pada teks. |
Prinia adalah genus burung kecil pemakan serangga anggota famili Cisticolidae. Sebelumnya, marga ini dimasukkan ke dalam suku Sylviidae. Nama ilmiahnya diberikan oleh Thomas Horsfield, yang merupakan pelatinan dari perkataan Jawa untuk burung ini, yakni prenjak (dituliskan menurut pelafalan orang asing: prinya).[1][2] Secara umum, dalam bahasa Indonesia burung-burung ini dikenali sebagai perenjak.
Beranggotakan sekitar 20-30 spesies yang menyebar di wilayah tropika dan ugahari di Afrika dan Asia, ekologi burung-burung ini umumnya belum banyak diketahui. Kebanyakan merupakan burung-burung penghuni wilayah terbuka dengan semak-semak atau hamparan rumput-rumput tinggi, sehingga burung-burung ini tidak begitu mudah diamati. Pun umumnya perenjak adalah burung-burung penetap; migrasi terbatas hanya pada jenis-jenis yang terpengaruh musim lokal. Di luar musim berbiak, adakalanya beberapa jenis perenjak tertentu membentuk kelompok-kelompok kecil.
Prinia memiliki sayap yang pendek, namun ekornya panjang dan meruncing. Pola warna burung ini umumnya kusam: cokelat atau kelabu di sisi atas (terkadang dengan coret-coret gelap) dan keputih-putihan di sisi bawah tubuhnya. Beberapa jenis perenjak bertukar bulu pada musim berbiak. Paruhnya khas burung pemakan serangga (insektivor), ramping dan sedikit melengkung.