Halaman ini berisi artikel tentang praktik pemujaan dalam Buddhisme. Untuk pembahasan berbagai praktik bakti, lihat Bakti (Buddhisme). Untuk praktik bederma, lihat Dāna.
Dalam Buddhisme, puja, pemujaan, atau puja bakti (Pāli: pūjā bhatti; Sanskerta: pūjā bhakti) simbolis diberikan kepada Triratna (Buddha, Dhamma, dan Sangha) sehingga menimbulkan rasa syukur dan inspirasi kontemplatif.[1] Puja merupakan salah satu praktik bakti dengan persembahan materi maupun nonmateri yang disertai pembacaan paritta (syair-syair perlindungan, pemujaan, dan pemberkatan). Pemujaan materi biasanya melibatkan benda-benda sederhana, seperti lilin yang menyala atau lampu minyak,[2] dupa yang menyala,[3] bunga,[4] makanan, buah, air atau minuman.[5] Pemujaan nonmateri dilakukan dengan mempraktikkan ajaran Sang Buddha.
^See, for instance, Indaratana (2002), hlm. 11-12. Harvey (1990), hlm. 173, dan Kariyawasam (1995), chapter 1, keduanya berpendapat bahwa bunga adalah bentuk persembahan yang paling umum.
^Kapleau (1989), hlm. 193; Khantipalo (1982); dan, Harvey (1990), hlm. 175, terutama yang berkaitan dengan Buddhisme Utara.
^Lee & Thanissaro (1998). Lihat pula Harvey (1990), hlm. 173, yang dalam membahas “persembahan” menyatakan: "Such acts consequently generate 'merit'."
^www.wisdomlib.org (2010-01-27). "Purity Of Sila [Chapter 5]". www.wisdomlib.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-08-20.