Rafflesia | |
---|---|
Rafflesia arnoldii | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | Plantae |
Klad: | Tracheophyta |
Klad: | Angiospermae |
Klad: | Eudikotil |
Klad: | Rosid |
Ordo: | Malpighiales |
Famili: | Rafflesiaceae |
Genus: | Rafflesia R.Br. ex Thomson bis[1] |
Spesies tipe | |
Rafflesia arnoldii | |
Spesies | |
Lihat teks |
Rafflesia atau puspa nusa adalah sebuah genus tumbuhan berbunga yang semua spesiesnya hidup sebagai parasit. Anatomi tumbuhan pada Rafflesia tidak lengkap.[2] Organ tubuh dari Rafflesia hanya berbentuk bunga yang mekar atau kuncup saja. Rafflesia tidak memiliki bagian daun, batang, dan akar. Sebagai ganti dari tidak adanya akar, Rafflesia memiliki suatu jaringan bernama haustorium yang mampu menyerap nutrisi hasil fotosintesis dari jaringan tumbuhan inangnya.[3]
Rafflesia termasuk genus tumbuhan yang mengalami kelangkaan karena kehidupannya secara biologis bergantung kepada tumbuhan inang dari jenis Tetrastigma tertentu.[3] Kondisi pertumbuhan Rafflesia ditentukan oleh kondisi tumbuhan inang. Faktor utama yang memengaruhi pertumbuhannya ialah iklim dan lingkungan tumbuhan inangnya. Hampir semua spesies Rafflesia hanya dapat tumbuh di habitat alaminya.[2]
Rafflesia pertama kali ditemukan oleh seorang dokter dan penjelajah berkebangsaan Prancis yang bernama Louis Auguste Deschamp. Penemuan Rafflesia merupakan hasil dari ekspedisi tumbuhan selama tiga tahun di Pulau Jawa pada akhir abad ke-18 Masehi. Ekspedisi ini merupakan permintaan dari Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Pieter Gerardus van Overstraten.[4]
Rafflesia dijadikan sebagai lambang kelangkaan berbagai jenis flora di dunia. Status konservasi Rafflesia di tingkat internasional adalah flora malesiana. Status ini menandakan bahwa Rafflesia merupakan tumbuhan langka di kawasan Malesia. Sementara itu, di Indonesia sebagai habitat alami terbesar bagi Rafflesia, spesies Rafflesia arnoldii memperoleh status sebagai Puspa Langka. Status ini menandakan bahwa Rafflesia merupakan spesies langka yang mewakili flora langka di Indonesia.[5]