Republik Demokratik Kongo | |
---|---|
Lokasi Republik Demokratik Kongo (hijau tua) – di Afrika (biru muda & kelabu tua) | |
Ibu kota | Kinshasa 4°19′S 15°19′E / 4.317°S 15.317°E |
Bahasa resmi | Prancis |
Bahasa nasional | |
Pemerintahan | Republik semi-presidensial |
• Presiden | Félix Tshisekedi |
Jean-Michel Sama Lukonde | |
Legislatif | Parlemen |
Sénat | |
Assemblée nationale | |
Kemerdekaan | |
• Dari Belgia | 30 Juni 1960 |
• Diakui di PBB | 20 September 1960 |
• Dinamakan Republik Demokratik Kongo | 1 Agustus 1964 |
27 Oktober 1971 | |
17 Mei 1997 | |
• Konstitusi saat ini | 18 Februari 2006 |
Luas | |
- Total | 2.345.409 km2 (11) |
4,3 | |
Populasi | |
- Perkiraan 2022 | 108.407.721[1] (14) |
46,3/km2 | |
PDB (KKB) | 2022 |
- Total | $121,569 miliar[2] |
$1.316[2] | |
PDB (nominal) | 2022 |
- Total | $61,800 miliar[2] |
$669[2] | |
Gini (2012) | ▼ 42,1[3] sedang |
IPM (2021) | 0,479[4] rendah · 179 |
Mata uang | Franc Kongo (FC) ( CDF ) |
Zona waktu | beragam (UTC+1 sampai +2) |
Lajur kemudi | kanan |
Kode telepon | +243 |
Kode ISO 3166 | CD |
Ranah Internet | .cd |
Republik Demokratik Kongo (bahasa Prancis: République démocratique du Congo), juga dikenal sebagai Kongo-Kinshasa, Kongo-Zaire, Kongo DR, DR Kongo, DRC', sebelumnya bernama Zaire antara tahun 1971 hingga 1997, adalah sebuah negara di Afrika bagian tengah yang hampir terkurung daratan, namun masih memiliki sedikit wilayah pesisir Samudera Atlantik yang sangat sempit pada bagian baratnya. Negara ini berbatasan dengan Republik Afrika Tengah dan Sudan Selatan di sebelah utara; Uganda, Rwanda, Burundi, dan Tanzania di timur; Angola di selatan; Zambia di selatan dan tenggara; serta Republik Kongo, Provinsi Cabinda, Angola, dan Samudera Atlantik di barat.
Berdasarkan wilayah, Kongo menjadi negara terbesar ke-2 di Afrika dan terbesar ke-11 di dunia. Dengan populasi sekitar 108 juta, Republik Demokratik Kongo adalah negara berpenduduk resmi berbahasa Prancis terpadat di dunia. Negara ini anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, Gerakan Non-Blok, Uni Afrika, Komunitas Afrika Timur, COMESA, Komunitas Pembangunan Afrika Selatan, dan Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Tengah. Ibukota dan kota terbesarnya adalah Kinshasa, yang juga merupakan kota berbahasa Prancis terpadat di dunia dan kota terbesar di Afrika. Kota ini menjadi kota Afrika terbesar ke-3 sebagai wilayah metropolitan setelah Lagos dan Kairo.
Berpusat di Cekungan Kongo, wilayah RDK pertama kali dihuni oleh pengumpul Afrika Tengah sekitar 90.000 tahun yang lalu dan dicapai oleh ekspansi Bantu sekitar 3.000 tahun yang lalu.[5] Di barat, Kerajaan Kongo memerintah di sekitar muara Sungai Kongo dari abad ke-14 hingga ke-19. Di timur laut, tengah, dan timur, kerajaan Azande, Luba dan Lunda memerintah dari abad ke-16 dan ke-17 hingga abad ke-19. Raja Leopold II dari Belgia secara resmi memperoleh hak atas wilayah Kongo pada tahun 1885 dan menyatakan tanah itu milik pribadinya dan menamakannya Negara Bebas Kongo. Dari tahun 1885 hingga 1908, militer kolonialnya memaksa penduduk setempat untuk memproduksi karet dan melakukan berbagai perbuatan kejam. Pada tahun 1908, Leopold menyerahkan wilayah tersebut, yang kemudian menjadi koloni Belgia.
Kongo memperoleh kemerdekaan dari Belgia pada tanggal 30 Juni 1960. Segera setelah itu, negara ini dihadapkan pada serangkaian gerakan separatis yang puncaknya terjadi dalam perebutan kekuasaan Mobutu pada kudeta tahun 1965. Mobutu mengganti nama negara menjadi Zaire pada tahun 1971 dan menjadi diktator yang kejam sampai penggulingannya pada tahun 1997 saat Perang Kongo Pertama.[6] Negara itu kemudian berganti nama dan dihadapkan pada Perang Kongo Kedua dari tahun 1998 hingga 2003, yang mengakibatkan kematian 5,4 juta orang.[7][8][9][10] Perang berakhir di bawah Presiden Joseph Kabila yang memerintah negara itu dari 2001 hingga 2019, namun hak asasi manusia di negara itu tetap buruk dan terjadi banyak pelanggaran HAM seperti penghilangan paksa, penyiksaan, pemenjaraan sewenang-wenang, dan pembatasan kebebasan sipil.[11] Setelah pemilihan umum 2018, dalam transisi kekuasaan damai pertama di negara itu sejak kemerdekaan, Kabila digantikan sebagai presiden oleh Félix Tshisekedi.[12] Sejak 2015, DR Kongo Timur telah menjadi lokasi konflik militer yang berlangsung di Kivu.
Republik Demokratik Kongo sangat kaya akan sumber daya alam namun mengalami ketidakstabilan politik, kurangnya infrastruktur, korupsi, ekstraksi dan eksploitasi komersial, serta kolonial selama berabad-abad dengan sedikit perkembangan.[13] Selain ibu kota Kinshasa, dua kota terbesar lainnya, Lubumbashi dan Mbuji-Mayi, keduanya merupakan pusat pertambangan. Ekspor terbesar RDK adalah mineral mentah, dengan China menerima lebih dari 50% ekspornya pada 2019.[6] Pada tahun 2019, tingkat pembangunan manusia DR Kongo menduduki peringkat ke-175 dari 189 negara menurut Indeks Pembangunan Manusia.[14] Pada 2018, sekitar 600.000 orang Kongo telah melarikan diri ke negara-negara tetangga dari konflik di tengah dan timur RDK.[15] Dua juta anak berisiko kelaparan dan pertempuran telah membuat 4,5 juta orang kehilangan tempat tinggal.[16]