Sejarah fisika merupakan salah satu sejarah keilmuan yang dimulai dari kegiatan penelitian ilmiah untuk memperoleh pengetahuan ilmiah.[1] Pengembangan sejarah fisika berlangsung secara lintas bangsa. Awal perkembangan sejarah fisika tidak diketahui dengan pasti. Pada zaman prasejarah, manusia mengenal fisika dari unsur-unsur alam yang meliputi api, air, dan tanah untuk mempertahankan keberlangsungan hidup. Selanjutnya, manusia mulai mengenal berbagai jenis logam yang diawali dengan penemuan perunggu. Pengetahuan bahan-bahan yang paling awal ini kemudian dikembangkan oleh peradaban kuno, antara lain peradaban Mohenjo-daro (India–Pakistan), peradaban Asyur (Asia Barat), peradaban Mesir Kuno (sungai Nil), peradaban Cina Kuno, Peradaban Andes (pegunungan Andes, Amerika Tengah), peradaban Maya (Amerika Tengah) dan peradaban Aztek (Meksiko). Sejarah fisika kemudian berlanjut pada masa Yunani Kuno melalui ilmu filsafat dan dilanjutkan oleh para cendekiawan Muslim pada Zaman Kejayaan Islam. Sejarah fisika memasuki masa fisika klasik setelah pengetahuan fisika dari cendekiawan Muslim menyebar ke Eropa melalui Andalusia di Spanyol, dan melalui Semenanjung Balkan. Beberapa tokohnya ialah Roger Bacon, Nicolaus Copernicus, Galileo Galilei, dan Isaac Newton. Kemudian muncul fisika modern pada awal abad ke-20 Masehi dengan fisikawan Eropa seperti Max Planck, Niels Bohr, Werner Heisenberg, Erwin Schrödinger, Albert Einstein, dan Enrico Fermi. Di Asia juga muncul fisikawan-fisikawan yang turut mempengaruhi sejarah fisika seperti Abdus Salam, Satyendranath Bose, Venkata Raman, Hideki Yukawa, dan Leo Esaki.[2]