Tekanan evolusi, tekanan selektif, atau tekanan seleksi[1] adalah suatu faktor yang mengurangi keberhasilan reproduksi di dalam suatu populasi. Apabila tekanan ini cukup kuat, sifat-sifat yang akan mengurangi dampak seleksi ini akan menjadi tersebar di dalam suatu populasi, bahkan apabila sifat tersebut dapat berdampak buruk di lingkungan lain. Istilah ini merupakan istilah kuantitatif yang digunakan untuk mendeskripsikan perubahan yang muncul di dalam suatu proses yang diselidiki dalam bidang keilmuan biologi evolusioner, tetapi konsepnya juga dapat digunakan di bidang lain. Dalam bidang genetika populasi, tekanan seleksi biasanya dinyatakan sebagai koefisien seleksi.
Salah satu contoh tekanan evolusi adalah penggunaan antibiotik terhadap suatu spesies bakteri: bakteri yang tidak dapat bertahan akan punah dan tidak menghasilkan keturunan, tetapi mereka yang bertahan dapat mewarisi gen kekebalan antibiotik ke generasi-generasi berikutnya.