Yaksa (Dewanagari: यक्ष; ,IAST: Yakṣa,; Pali: yakha) adalah roh-roh alam yang biasanya baik hati tetapi kadang-kadang usilan atau angin-anginan, dan dikait-kaitkan dengan air, kesuburan, pohon, hutan, harta benda, serta alam liar.[4][5] Yaksa disebut-sebut di dalam kesusastraan agama Hindu, Jaina, dan Buddha, serta dicitrakan di kuil-kuil Asia Selatan dan Asia Tenggara dari abad kuno maupun abad madya sebagai dewa pelindung.[5][6] Bentuk feminin dari yaksa adalah "yaksi"[7] atau yaksini (Sanskerta: यक्षिणी, yakṣiṇī; Pali: yakhini).[8]
Penggambarannya di dalam kesusastraan agama Hindu, Jaina, dan Buddha membuat yakṣa terkesan berkepribadian ganda. Yakṣa dapat disifatkan sebagai peri penunggu hutan atau gunung, tetapi dapat pula disifatkan sebagai butakala, dedemit alam liar yang suka menghadang dan memangsa manusia yang kebetulan lewat, mirip dengan rakṣasa.
- ^ Dipertanggal tahun 100 Pramasehi. Quintanilla, Sonya Rhie (2007). History of Early Stone Sculpture at Mathura: Ca. 150 BCE – 100 CE (dalam bahasa Inggris). BRILL. hlm. 368, gambar 88. ISBN 9789004155374.
- ^ Quintanilla, Sonya Rhie (2007). History of Early Stone Sculpture at Mathura: Ca. 150 BCE – 100 CE (dalam bahasa Inggris). BRILL. hlm. 365, gambar 85. ISBN 9789004155374.
- ^ Dalal, Roshen (2010). The Religions of India: A Concise Guide to Nine Major Faiths (dalam bahasa Inggris). Penguin Books India. hlm. 398. ISBN 978-0-14-341517-6.
- ^ Singh (2008). A History of Ancient and Early Medieval India. New Delhi: Pearson Education. hlm. 430. ISBN 978-81-317-1120-0.
- ^ a b Stefon, Matt. "Yaksha | Hindu mythology". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 15 July 2007.
- ^ Richard John Richards (1995). South-east Asian Ceramics: Thai, Vietnamese, and Khmer: From the Collection of the Art Gallery of South Australia. Oxford University Press. hlm. 27, 67. ISBN 978-967-65-3075-2.
- ^ Untuk informasi tentang यक्षी sebagai bentuk feminin dari यक्षः, lih V. S. Apte, The Practical Sanskrit-English Dictionary, hlm. 776.
- ^ Untuk informasi tentang yakṣiṇī (यक्षिणी) sebagai istilah reguler Sangsekerta untuk menyebut yakṣa perempuan, dan yakṣaṇī sebagai bentuk yang dipakai di dalam agama Buddha, lih. Franklin Edgerton, Buddhist Hybrid Sanskrit Grammar and Dictionary, Jld. 2, Motilal Banarsidass, Edisi Perdana, 1953, hlm. 442.