Samaratungga | |
---|---|
Srī Mahārāja Samaratungga ( Menurut Prasasti Karangtengah ) Srī Mahārāja Samaragrawira ( Menurut Prasasti Nalanda ) | |
Maharaja Sriwijaya ke-9 | |
Berkuasa | 802 - 842 |
Pendahulu | Dharanindra |
Penerus | Sri Kahulunan |
Kelahiran | Medang Jawa Dwipa |
Pasangan |
|
Keturunan | |
Wangsa | Sailendra |
Ayah | Dharanindra |
Agama | Buddha |
Sri Maharaja Samaratungga merupakan Maharaja Sriwijaya dari keturunan Kerajaan Kalingga Wangsa Syailendra Jawa Tengah yang memerintah pada tahun 802 - 842. Tidak seperti pendahulunya yang ekspansionis, pada masa pemerintahannya, Samaratungga lebih mengedepankan pengembangan agama dan budaya.
Pada tahun 824, Beliau ikut menyelesaikan pembangunan candi Borobudur di Jawa Tengah yang menjadi kebanggaan Indonesia. Untuk memperkuat aliansi antara wangsa Syailendra dengan penguasa Sriwijaya terdahulu, Samaratungga menikahi Dewi Tara, putri Dharmasetu.
Dari pernikahan itu Samaratungga memiliki seorang putra pewaris tahta, Balaputradewa, dan Pramodhawardhani yang menikah dengan Rakai Pikatan, putra Sri Maharaja Rakai Garung, raja kelima Kerajaan Medang Jawa Tengah.[1]