Elastomer mengacu kepada materi yang tersusun atas molekul berukuran panjang, atau polimer, yang mampu kembali ke bentuk yang semula setelah ditarik dan direntangkan ke ukuran yang relatif panjang dibandingkan dengan ukuran awalnya.[1][2] Oleh karena itu, elastomer juga merupakan singkatan dari "elastic polymer" (polimer elastis).[2] Elastomer merupakan polimer yang mempunyai sifat serta karakter seperti karet yang fleksibel dan elastis. Karet alam, karet sintetik butadiene rubber (SBR) serta karet silikon merupakan contoh dari elastomer [3]. Pada kondisi normal, molekul materi elastomer membentuk semacam pilinan.[2] Kemudian jika direntangkan, lilitan molekul terbentang, menjadi lurus, dan memanjang kearah gaya diberikan.[2] Ketika elastomer dilepaskan, secara spontan, molekul akan kembali ke bentuk asalnya, yaitu untaian molekul yang terpilin dan terlilit.[2] Elastomer yang sejarah penggunaannya paling panjang adalah poli-isoprena.[2] Polimer tersebut merupakan materi penyusun dari karet alami, yang dipanen dari getah berbagai pohon, biasanya merupakan pohon karet Hevea.[2] Karet alami masih merupakan polimer industri yang penting, akan tetapi saat ini polimer tersebut bersaing dengan polimer sintetik, seperti karet stirena-butadiena dan butadiena.[2] Karet elastomer tersebut merupakan bahan sintetik yang berbahan dasar minyak bumi.[2]