Shisa (シーサー , bahasa Okinawa: siisaa) (shishi atau shisaa) adalah patung dekoratif tradisional masyarakat Ryukyu, biasanya sepasang, wujudnya bagai perpaduan antara singa dan anjing, dari mitologi Okinawa. Biasanya masyarakat meletakkan sepasang shisa di bubungan atap rumah atau mengapit gerbang rumah mereka. Shisa adalah sosok penjaga, dipercaya dapat menolak kekuatan jahat. Jika berpasangan, biasanya mulut shisa di sebelah kiri mengatup, sementara yang kanan terbuka.[1] Mulut yang terbuka diyakini menghalau kekuatan jahat, sedangkan mulut yang tertutup menjaga agar kesejahteraan senantiasa datang.
Di daratan utama Jepang, patung berpasangan serupa kini dikenali sebagai "anjing penjaga" atau kadang kala disebut "shisa dan anjing penjaga": yang di sebelah kanan dengan mulut terbuka adalah penjaga, sedangkan yang di kiri dengan mulut tertutup adalah shisa. Sejak zaman Edo mereka mulai disebut "anjing penjaga" di Jepang pada umumnya.[2] Pendapat tentang jenis kelamin shisa juga bervariasi. Beberapa masyarakat Okinawa percaya bahwa yang jantan mulutnya tertutup untuk mengahalau kekuatan jahat memasuki rumah, sementara yang betina mulutnya terbuka agar kekuatan baik menyebar.[3] Yang lain percaya bahwa yang betina mulutnya tertutup untuk "menjaga pengaruh baik", sementara yang jantan mulutnya terbuka untuk "menghalau pengaruh buruk".[4] (bandingkan dengan jenis kelamin jantan dan betina pada singa batu dalam kebudayaan Tionghoa.)
Seperti komainu (anjing singa), shisa adalah variasi singa penjaga ("anjing singa") dari Tiongkok.[5] Shisaa, atau anjing singa, adalah artifak kebudayaan Okinawa.